ASAL-usul nama Kabupaten Pati sampai saat ini masih menjadi misteri, kontroversi dan debatable di kalangan sejarawan.

Ada tiga pendapat yang mencoba memberikan tafsir terhadap kata “Pati” yang saat ini menjadi nama kabupaten yang berbatasan dengan Kudus, Jepara, Rembang, Blora dan Grobogan ini.

1. Tepung tapioka

Kata “Pati” diambil dari kata saripatinya ketela atau sagu yang menjadi tepung. Ini versi resmi dari pemerintah yang diambil dari Babad Pati sebagai sumbernya.

Cerita yang ditulis Babad Pati menyebutkan, Raden Kembangjoyo menemui penjual dawet setelah babat alas untuk membuka wilayah di kawasan Desa Kemiri.

Dia bertanya kepada penjual dawet, “Minuman ini dibuat dari apa kisanak?”

“Dawet dari Pati dan airnya dari santan,” kata Ki Ageng Sagola, penjual dawet.

Terinspirasi dari minuman itu, Raden Kembangjoyo memberikan nama daerah yang baru dibukanya itu “Kadipaten Pati Pesantenan.”

Saat pusat pemerintahan dipindah dari Kemiri ke Kaborongan, putra Raden Kembangjoyo meringkasnya menjadi Kadipaten Pati dan digunakan sampai sekarang.

2. Bumicha Patyamcha

Istilah ini muncul di berbagai literatur sejarah, termasuk catatan sejarah dari De Graaf.

Kata “Bumicha Patyamcha” kemungkinan diambil dari bahasa Pali yang artinya “Bumi Pati”.

Wilayah ini membentang dari Kadiri (Jawa Timur) hingga Selo Tigo (Salatiga, Jawa Tengah) pada sekitar abad ke-15, sezaman dengan era Walisongo.