“Kami terimakasih dengan adanya Trans Jateng bagus pak, kami yang tuna netra ini merasakan baik. Tapi untuk teman kami yang pakai kursi roda, aksesibilitas masuk ke armadanya itu kurang,” ucap Hendry.
Gubernur Ganjar Pranowo mengatakan momen Musrenbang ke II ini secara keseluruhan masukannya sama. Hanya kesempatan lebih panjang karena penyampaian laporan dari para kepala daerah yang lebih efisien.
“Diingatkan betul oleh temen penyandang disabilitas umpama aksesabilitas transportasinya belum lho pak, atau tempat pariwisata ternyata belum. Bahkan yang di borobudur tadi ya. Maka saya minta langsung hari ini dicek,” ucap Ganjar.
Terkait masukan dari Sahabat Perempuan, Ganjar mengatakan solusi tercepat adalah dengan mencari shelter sementara. Hitung-hitungan harus dilakukan secara matang sehingga bisa dimanfaatkan maksimal.
“Barangkali kita bisa menggunakan tempat lain yang bisa dikonversi, itu akan lebih aman. Intinya kita bisa mengamankan si korban, 76 kasus yang tadi ada kasihkan ke kami nanti kami bicara juga dengan pak bupati,” tutur Ganjar.
Ditemui usai acara baik Dian, Sandi maupun Hendry senang dengan respon cepat Ganjar menanggapi usulan mereka. Mereka berharap usulannya bisa segera direalisasikan.
“Semoga ke depannya bener-bener bisa direalisasikan, yang lebih penting shelter tadi kita butuh banget. Cuma kalau memang tidak harus ada bangunan juga nggakpapa yang penting ada yang untuk bisa tempat aman untuk korban,” ujar Dian.***