Karesidenan.com, SEMARANG – Kelompok petani tebu yang tergabung dalam Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia, ‘wadul’ ke Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Kamis (14/4). Mereka datang dengan kegelisahan berkurangnya pendapatan petani tebu.
Hal itu disampaikan Ketua Umum APTRI, Soemitro Samadikoen usai bertemu Ganjar di kantornya, Kamis (14/4). Soemitro mengatakan, lahan terus bertambah namun minat petani tebu menurun.
“Kami ingin yang sudah existing dipertahankan, kalau ditambah ya pendapatan petani ditingkatkan dengan peningkatan produktivitas dan harga,” kata Soemitro ditemui usai audiensi.
Soemitro mengatakan, harga pokok penjualan (HPP) gula sejak tahun 2016 sampai dengan 2021 tidak bergerak di Rp 9.100. Para petani, kata Soemitro, menjual gula pun di bawah harga HPP.
“Dan ini maaf, tidak ada upaya-upaya untuk mengangkat (petani) paling tidak supaya bisa sama dengan HPP,” ujar Soemitro.
Kondisi ini, lanjut Soemitro, berpengaruh pada tutupnya sejumlah pabrik gula yang dikelola BUMN karena tidak bisa terpenuhi bahan bakunya. Hal ini diakibatkan jumlah petani tebu yang terus menurun.