Karesidenan – Kebiasaan merokok saat ini tak hanya dilakukan oleh orang dewasa saja. Sebab, para remaja yang berada di usia sekolah telah banyak yang menjadi seorang perokok aktif.

Jika dilihat dari hasil Riset Kesehatan Dasar pada tahun 2018 lalu, 80% dari total perokok di Indonesia sudah mulai merokok sejak berusia di bawah 19 tahun. Selain itu, Kelompok usia dengan jumlah perokok terbanyak adalah 15-19 tahun, kemudian disusul oleh kelompok usia 10-14 tahun di urutan kedua.

Kebiasaan merokok pada remaja umumnya dipicu oleh kurangnya informasi tentang bahaya rokok, terpengaruh oleh iklan di media, serta keinginan untuk sekedar mencoba rokok.
Tak hanya itu, berdasarkan survei dari Yayasan Jantung Indonesia menyebutkan bahwa 77% remaja mulai merokok karena terpengaruh oleh lingkungan pertemanan terutama di kalangan remaja laki-laki.

Kebiasaan merokok tentu akan memberikan dampak negatif bagi kesehatan, seperti meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular, kanker, hingga kematian. Apalagi jika kebiasaan merokok ini dialami oleh para remaja yang berada dalam masa pertumbuhan dan perkembangan.
Lantas, seperti apa penjelasan tentang dampak negatif kebiasaan merokok pada remaja? Berikut empat diantaranya.

1. Mempengaruhi Perkembangan Paru-paru

Ketika seseorang memasuki usia remaja, proses pertumbuhan dan perkembangan masih berlangsung hingga mencapai dewasa awal. Hal ini tidak hanya ditandai dengan penambahan tinggi badan atau masa pubertas saja. Setiap organ didalam tubuh akan melalui proses perkembangan termasuk paru-paru.

Jika kebiasaan merokok dimulai saat memasuki usia remaja, maka proses perkembangan paru-paru akan ikut terganggu. Tak hanya itu, seorang remaja perokok akan berisiko mengalami bronkitis, pneumonia, TBC, PPOK, hingga kanker paru.

2. Meningkatkan Risiko Penyakit Kardiovaskular