Lebih lanjut, fokus dari vaksinasi demam berdarah itu sendiri tidak hanya untuk anak-anak melainkan juga orang dewasa.

Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan RI, proporsi penderita demam berdarah pada tiga tahun terakhir paling tinggi berada pada golongan umur 15 – 44 tahun.

Oleh karena itu pencegahan yang komprehensif dibutuhkan untuk dapat menurunkan risiko infeksi demam berdarah pada semua kelompok umur.

Vaksinasi akan membantu sistem kekebalan tubuh untuk membentuk antibodi yang berfungsi mengenali kuman dan melawan kuman penyebab penyakit.

“Orang dewasa juga perlu mendapatkan vaksinasi demam berdarah. Berbagai faktor seperti kondisi tubuh yang buruk bisa membuat sistem antibodi pada orang dewasa seseorang menurun. Jika gejala demam berdarah yang mereka alami tidak segera ditangani, maka akan mengakibatkan kondisi penyakit yang memburuk sehingga sama sekali tidak bisa disepelekan. Kasus demam berdarah yang berat dapat mengakibatkan komplikasi dan kematian. Hal ini tentunya memperpanjang masa rawat inap dan biaya bagi para pasien. Oleh karena itu, pencegahan inovatif melalui vaksinasi yang telah direkomendasikan oleh PAPDI (Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia) diharapkan dapat menurunkan risiko dan kasus demam berdarah pada orang dewasa usia 19-45 tahun,” tutup Dr. dr. Sukamto Koesnoe, SpPD-KAI, FINASIM, Dokter Spesialis Penyakit Dalam.***