Karesidenan – Maraknya persaingan bisnis kerupuk di wilayah Kabupaten Pati membuat sejumlah pabrik gulung tikar. Namun berbeda dengan yang dialami pabrik kerupuk milik warga Desa Randukuning RT/RW 06/03, Kecamatan Pati Lor, yang hinga kini masih Istiqomah berjualan.

Pemilik pabrik kerupuk Hegar Sinar Jaya, Tatang Triana (54) mengaku, dirinya pernah mengalami masa sulit pada produksi kerupuk miliknya. Pasalnya, bahan baku yang kian mahal, namun juga diselingi antara persaingan penjualan.

Dulunya, pabrik HSJ tersebut mempunyai banyak karyawan dan masih memproduksi sendiri. Namun kini pengolahan kerupuk hanya mengandalkan keluarga, begitu juga ia memberhentikan produksi kerupuk Bandung.

“Sebelum punya pabrik sendiri, saya dulu ikut kerja di pabrik milik mertua saya. Lalu tahun 2002 saya buka pabrik sendiri meskipun masih kontrak hingga 7 tahun. Setelah itu saya pindah ke rumah sendiri, berjalan hingga 10 tahun masih aman memproduksi. 2019 awal saya mulai memberhentikan produksi, karena bahan pokok yang makin lama naik harganya,” kata Tatang pada, Jumat (11/8).

Di awal 2019, Tatang diuji sangat berat karena terbelit hutang kepada toko bahan baku. Hal itu membuat ia memecat 7 pegawainya dan menjual tanah milik istrinya untuk menutup hutang-hutangnya.