Karesidenan – Ribuan Rukun Tetangga (RT) Rukun Warga (RW) di Pati berdemo di depan halaman Pendopo Kabupaten Pati pada, Kamis (22/6). Mereka meminta agar tunjangan yang diberikan selama ini dinaikkan. Dari sebelumnya senilai Rp 500 ribu per tahun, meminta dinaikkan menjadi Rp 500 per bulan.

Para peserta aksi nampak membentangkan spanduk berisi tulisan kritikan. Seperti “Sirahku Mumet Tunjangan Setahun Mung 500.000” kemudian “Mergawe Rekoso Gaji Mentolo” hingga “Wayah Bansos Metu Sirahku Ngelu”.

Peserta aksi juga ramai-ramai meneriakkan kekesalannya di depan kantor Pendopo Pati. “Nek ono bantuan sing rekoso RT” teriak salah satu peserta aksi yang kemudian disambut teriakan dari peserta lainnya “Kok ora uman opo-opo!”.

Tak selang beberapa lama, Pj Bupati Pati Henggar Budi Anggoro, menemui pendemo dan memberikan sambutan diatas mimbar. Di kesempatan ia menyampaikan bahwa tuntutan kenaikan tunjangan RT RW akan segera ditindaklanjuti.

“Tuntutan kenaikan honor untuk RT RW, nanti kami akan pertimbangkan. Kita perlu lakukan perhitungan. Meskipun dengan nominal yang disebutkan dirasa tidak mungkin semua terpenuhi. Tapi tetap akan coba kita hitung dengan benar karena keuangan daerah harus dihitung benar,” ungkap Henggar.

Namun salah satu peserta aksi merasa tidak puas dengan jawaban Henggar tersebut. Kemudian bertanya kejelasan batas waktu tuntutan mereka akan dipenuhi.

“Sampai kapan itu pak? Mohon dijawab Pak? Sampai kapan penghitungan itu? teriak salah peserta aksi yang diketahui Ketua RT dari Desa Terteg Pucakwangi itu.

Alih-alih menjawab pertanyaan tersebut dengan bahasa santun, PJ Bupati Pati justru menanyakan balik dengan nada tinggi. Henggar menganggap pernyataan yang dilontarkan salah satu peserta itu tidak pantas.