”Jadi sistem pengujuan beban jembatan, ada alat dipasang. Kemudian ada beban kendaraan yang lewat. Pengujian alat SHMS caranya dengan sensor,” tuturnya.

Dia menambahkan, uji coba jembatan itu dengan dua metode. Yakni dinamis dan statis. ”Pertama uji dimanik getara. Hasilnya sudah sesuai dengan target (2,5 Hz). Hasilnya 2,54 Hz. Jadi sudah memenuhi standar,” tambahnya.

Kemudian untuk uji statis, lanjut Shindu, untuk mengukur ketahanan jembatan kalau ada gempa kuat sampai delapan SR. Pengujuannya ada alat sensor yang dipasang di sana.

”Alat sensor fungsinya untuk monitoring kendaraan yang lewat output analisis, diganti dengan penambahan dua truk besar. Jembatan itu bisa menahan beban 490-510 ton,” tandasnya.

Manager PT Baja Titian Utama Fathoni menuturkan, hasil pengukuran tersebut, pihaknya tak mengarang. Melainkan ada buktinya. Salah satunya dengan pengukuran beban jembatan.

”Jika ada truk overload bisa terdeteksi dengan sensos. Semua ter-record,” tambahnya. ***